THE SecrEt KnowLedGe

THE SecrEt KnowLedGe

Sabtu, 17 Mei 2014

Tugas IBD (MEMBENTUK MANUSIA BUDAYA)

BAB I
PENDAHULUAN

·       Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata budaya. Budaya sangat erat dengan kehidupan manusia, budaya juga sering disebut sebagai ciri suatu daerah, berbeda daerah maka berbeda pula budaya yang dimiliki namun bukan berarti tidak memiliki kesamaan budaya.

Di Indonesia sendiri banyak budaya yang dapat kita temukan. Mulai dari yang dianggap biasa hingga yang tidak biasa. Budaya yang ada di tiap daerah mempunyai maksud dan alasan masing-masing. Budaya sangat sulit di lepaskan dari seseorang maupun kelompok, karena itu adalah sebagai identitas orang tersebut. Kita juga tidak dapat menghindar dari suatu budaya yang berada di sekitar kita.

Budaya sudah ada sejak nenek moyang kita terdahulu dan sampai saat ini budaya itu tetap bertahan, dan budaya terus terbentuk hingga saat ini meski tanpa kita sadari. Indonesia termasuk negara yang memiliki banyak budaya, mulai dari sabang sampai merauke budaya Indonesia berbeda-beda. Hal ini dikarenakan Indonesia terpecah dalam kepalauan dan itu membuat kebudayaan kita berbeda.


·        Rumusan Masalah
-          Apa itu Manusia dan Kebudayaan?
-          Bagaimana Kaitan Manusia dan Kebudayaan?


·         Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini ialah untuk sekedar menambah pengetahuan dan wawasan kita tentang Manusia dan Kebudayaan.




BAB II
PEMBAHASAN

·        MANUSIA
Dipandang dari segi ilmu eksakta, manusia adalah kumpulan dari partikel-partikel atom yang membentuk jaringan system yang dimiliki oleh manusia ( ilmu kimia ).Manusia merupakan kumpulan dari berbagai sistem fisik yang saling terkait satusama lain dan merupakan kumpulan dari energi ( ilmu fisika ). Manusia merupakan mahluk biologis yang tergolong dalam golongan mahluk mamalia ( biologi ). Dalam ilmu-ilmu sosial, manusia merupakan mahluk yang ingin memperoleh keuntungan atu selalu memperhitungkan setiap kegiatan, sering disebut homo economicus ( ilmu ekonomi ). Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri ( sosiologi ), mahluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan( politik ). Dan lain sebagainya. Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk hidup yang paling sempurna, melebihi ciptaan Tuhan yang lain.

Manusia terdiri dari jiwa dan raga yang dilengkapi dengan akal pikiran serta hawa nafsu. menanamkan akal dan pikiran kepada manusia agar dapat digunakan untuk kebaikan mereka masing – masing dan untuk orang di sekitar mereka. Manusia diberikan hawa nafsu agar mampu tetap hidup di bumi ini.Manusia diturunkan ke bumi oleh Tuhan agar dapat menjadi khalifah dan pemimpin. Menghuni bumi yang kita tinggali sekarang ini untuk melanjutkan hidup sebelum kembali kepada-Nya. Salah satu hakekat manusia lainnya ialah manusia sebagai makhluk sosial, hidup berdampingan satu sama lain, berinteraksi dan saling berbagi.

·       KEBUDAYAAN
Kebudayaan berasal dari kata budaya yang berarti hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Definisi Kebudyaan itu sendiri adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Namun kebudayaan juga dapat kita nikmati dengan panca indera kita. Lagu, tari, dan bahasa merupakan salah satu bentuk kebudayaan yang dapat kita rasakan.

Banyak pakar dalam bidang sosial mendefinisikan kebudayaan secara istilah, diantaranya dua antropolog Melville J. Herkovits dan Bronislaw Malinowski yang mengemukakan bahwa Cultural Determinism berarti segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Herkovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain (superorganic). Karena pengertian kebudayaan meliputi berbagai bidang, maka sulit ditentukan arti dari kebudayaan. Contohnya dalam keseharian, istilah kebudayaan diartikan dengan kesenian, entah seni suara, tari, wayang, dsb."

·        KAITAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan objek yang dilaksanakan manusia. Tetapi apakah sesederhana itu hubungan keduanya?
Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya. Tampak bahwa keduanya akhirnya merupakan satu kesatuan. Contoh sederhana yang dapat diambil adalah hubungan antara manusia dengan peraturan-peraturan kemasyarakatan. Pada saat awalnya peraturan itu dibuat, maka manusia yang membuatnya harus patuh terhadap peraturan yang dibuatnya sendiri itu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri. Apa yang tercakup dalam satu kebudayaan tidak akan jauh menyimpang dari kemauan manusia yang membuatnya.
BAB III
PENUTUP

·       KESIMPULAN
Dengan memahami konsep manusia berbudaya maka manusia dapat memperluas pandangan tentang masalah kemanusiaan dan budaya, serta lebih tanggung jawab terhadap masalah-masalah tersebut. Manusia juga dapat lebih peka terhadap nilai-nilai hidup yang ada dalam masyarakat, saling menghormati, serta simpati pada nilai-nilai yang ada pada masyarakat.
Pentingnya memahami konsep manusia berbudaya juga agar manusia dapat mengembangkan daya kritis terhadap persoalan kemanusiaan dan daya kebudayaan. Menambah kemampuan untuk menanggapi masalah nilai-nilai budaya dalam masyarakat Indonesia dan dunia tanpa terikat oleh disiplin, mampu memenuhi tuntutan masyarakat yang sedang membangun.

·       REFERENSI

(diunduh tanggal 08 MEI 2014)






NAMA      : ALDI SUKMADIKA (10113606)
KELAS     : 1KA07

Rabu, 14 Mei 2014

TUGAS ILMU BUDAYA DASAR

Description: http://dhiasitsme.files.wordpress.com/2010/10/logo_gunadarma.jpg
DISUSUN OLEH :

NAMA      : ALDI SUKMADIKA (10113606)
1 KA 07







UNIVERSITAS GUNADARMA


BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Seni budaya sebagian orang pasti sudah mengetahui bahwa seni budaya adalah aspek penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara karena di setiap bangsa pasti mempunyai kebudayaan dan kesenian tersendiri, apalagi di indonesi, indonesia  mempunyai banyak daerah-daerah dari sabang sampai maraoke dan di setiap daerah tersebut mempunyai banyak kenian budaya masing-masing, maka dari pada itu generasi muda yang sekarang berkembang harus menjaga dan melestarikan kebudayaan kesenian tersebut, karna apa bila tidak di jaga dan di lestarikan bisa saja semua akan punah dan musnah dari muka bumi ini. Jika kita kaitkan dengan perkembangan kebudayaan modern dimanakah peranan kebudayaan indonesia?apakah kebudayaan indonesia itu?unsur apa kah yang mempengaruhinya? Ini menjadi pertanyaan yang sangat signifikan, jangan sampai indonesia menjadi bangsa yang tidak punya identitas dan jati diri di era globalisasi modern saat ini. Memang kita tau ancaman globalisasi mengahantui kita dan tidak dapat kita hindari, maka dari pada ini peran bangsa dan generasi muda dalam membangun dan melestarikan bangsa dan kebudayaan di setiap bangsa nya sangat penting dan sangat membantu dalam hal ini. Kita juga harus memperkokoh unsur budaya lokal kita.
B.   Rumusan Masalah

1.      apakah kontribusi pemerintah,masyarakat dan generasi muda untuk melestarikan kebudayaan ?
2.      bagaimana upaya pelestarian budaya dari masyarakat,pemerintah dan generasi muda?
3.       Bagaimana agar masyarakat bisa melestarikan dan menjaga kebudayaan?














BAB II
Kontribusi Budaya Lokal Pada Seni Budaya Indonesia

Kontribusi budaya lokal Yaitu Pemerintah, Masyarakat, dan Generasi Muda terhadap perkembangan dan pelestarian kebudayaan indonesia.
Analisis Permasalahan yang dimiliki indonesia.
Indonesia mempunya analisis permasalah juga dalam kontribusi budaya lokal pemerintah masyarakat dan generasi muda, berikut aspek-aspek dari permasalahan tersebut :
1.      Kemampuan,kelebihan yang dimiliki indonesia.
1.)    Kebudayaan yang dimiliki indonesia.
Di setiap di indonesia mempunya ciri-ciri kebudayaan masing-masing contohnya seperti rumah adat, bahasa yang berbeda di setiap daerah di indonesia, alat musik, pakaian adat dll, semua berbeda-beda di setiap daerah ini merupakan kekuatan atau kelebihan di indonesia.
2.)    Budaya lokal sumber ketahanan kebudayaan indoensia.
Globalisasi tidak dapat dihindari maka dari itu budaya lokal indonesia merupakan faktor penting agar kebudayaan indonesia tidak cepat punah akibat globalisasi yang semakin modern ini.
3.)    Keragaman kebudayaan di indonesia.
Keanekaragaman kebudayaan di indonesia tidak dapat disamakan dengan negara lain,karena keanekaragaman di indonesia sangat beragam dan sangat luar biasa ciptaan yang kuasa,dari segala aspek kebudayaan ada di indonesia, dari sini lah kita bisa melihat betapa besar nya indonesia, ini merupakan cara indonesia untuk mempertahankan kebudayaan di mata internasional.

2.      Kesempatan yang di miliki indonesia.
1.)    Dalam bidang pariwisata
Budaya – budaya indonesia sering membuat warga negara internasional atau orang asing untung mau singgah ke indonesia karena budaya nya yang bermacam-macam,tapi harus kita waspadai juga ada negara-negara yang ingin mengambil budaya- budaya yang ada di indonesia, ini disebabkan karna indonesia kurang menjaga dan melestarikan budaya nya,makan masyarakat,pemerintah dan generasi muda berperan penting dalam hal ini.
2.)    Keragaman indonesia di kagumi di internasional
Dalam hal ini budaya lokal sangat berperan penting karena indonesia akan di pandang dan dapat mempertahankan identitasnya di mata internasional.
3.)    Kebudayaan bangsa merupakan kekuatan indonesia
Kuatnya kebudayaan bangsa adalah faktor memperkokoh indonesia dan rasa persatuan nya. Saling menghormati antar budaya merupakan salah satu cara memperkokoh indonesia dan meningkatkan rasa persatuan.

3.      Tantangan atau  treatment
Untung mencapai kesuksesan pasti butuh tantangan yang berarti agar menjadi aspek penting bagi perkembangan indonesia itu sendiri, ada beberapa tantangan yang signifikan :
1.)    Kemajuan teknologi
Teknologi merupakan dampak menghilangkan nya budaya lokal merkipun teknologi sangat membantu dunia untuk segala hal, namun ini lah penyebab budaya lokal menjadi hilang.
2.)    Perubahan lingkungan
Perubahan alam dan fisik merupakan suatu treatment atau tantangan bagi setiap negara lebihnya adalah negara indonesia untuk mempertahankan budaya lokal,karena faktor ini juga bisa menyebabkan kurangnya rasa tanggung jawab setiap pihak untuk menjaga dan melestarikan budaya tersebut lebih lagi masyarakat generasi muda dan masyarakat, sering kali karna perubahan pola pikir pun menjadi berubah dan tidak terkonsekuensi lagi.
3.)    Budaya asing yang masuk ke indonesia.
Masuknya budaya asing ke indonesia merupakan salah satu faktor tersendiri untuk mempertahankan kebudayaan lokal. Dalam hal ini pun peran budaya lokal sangat membantu sebagai penyeimbang perkembangan jaman yang semakin pesat.

4.      Kekurangan atau kelemahan
1.)    Kurangnya komunikasi kebudayaan
Minim nya komunikasi budaya juga faktor penting karena komunikasi juga sangat membantu melestarika kebudayaan, ini juga salah satu cara agar tidak ada kesalah pahaman antar setiap suku yang ada dan penganut-penganut.
2.)    Kesadaran masyarakat yang kurang terhada kebudayaan indonesia.
Kesadaran masyarakat yang masih minim akan kebudayaan yang ada di indonesia, karena masyakat lebih menyukai kebiasaan budaya asing yang serba praktis dan modren perkembangan jaman, hal ini bukan berarti budaya indonesia tidak mengikuti perkembangan jaman ,tapi lebih tepat nya banyak budaya asing yang dianggap modren tersebut tidak sesuai dengan kebiasaan bangsa.,atau lebih tepat nya tidak terbiasa, budaya lokal jugak dapat disesuaikan dengan perkembangan jaman asalkan tidak meninggal kan ke khasan dan ciri ciri budaya nya.
3.)    Kurangnya pembelajaran kebudayaan
Pada jaman sekarang sudah minimnya pembelajaran budaya budaya lokal,padahal apa bila kita mempelari budaya lokal sejak dini, kita bisa mengatasi atau menanggulangi globalisasi yang akan terjadi di masa mendatang.
BAB III.
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Mengembangkan dan memperkuat jati diri bangsa, pengelolaan keragaman budaya, dan pengembangan berbagai wujud ikatan kebangsaan merupakan wujud dari kontribusi masyarakat dan Pemerintah  dalam melestarikan kebudayaan.
Meningkatkan kemampuan bangsa dalam melestarikan budaya dan untuk menciptakan keserasian hubungan, baik antarunit sosial dan budaya maupun antara budaya lokal dan budaya nasional, dalam bingkai keutuhan NKRI.
Kesadaran masyarakat dalam melestarikan kebudayaan , termasuk seluruh apresiasi yang dilakukan masyarakat dalam melestarikan budaya merupakan wujud rasa cinta terhadap tanah air;Kontribusi Pemerintah dan masyarakat secara luas adalah saling terkait dan tidak bisa berjalan sendiri – sendiri.

B.     DAFTAR PUSTAKA
BUKU
ILMU BUDAYA DASAR







Tugas IBD

PERAN AGAMA DALAM PERKEMBANGAN BUDAYA LOKAL

Description: http://dhiasitsme.files.wordpress.com/2010/10/logo_gunadarma.jpg
DISUSUN OLEH :
NAMA      : ALDI SUKMADIKA (10113606)
1 KA 07







UNIVERSITAS GUNADARMA



BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang Masalah
Badaya atau yang sering kita sebut sebagai culture merupakan bagian dari warisan orang dulu atau nenek moyang kita yang masih ada hingga saat ini. Suatu bangsa atau negara tidak akan berkembang tanpa ada nya budaya, maka budaya ini merupakan faktor penting jugak, kebudayaan pun semakin berkembang di jaman modrenisasi ini. Kebudayaan yang berkembang terhadap bangsa itu sendiri itu lah disebut budaya lokal. Didalam kebudayaan pasti ada yang menganut kepercayaan sendiri – sendiri ini lah yang disebut agama, dalam hal ini saya akan membahas mengenai keragaman kebudayaan islam secara terperinci dan insyaallah akurat. Agama itu sndiri iyalah sistem atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan atau juga disebut dengan nama Dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebhaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan yang dianut oleh suatu suku tersebut.
Pada pembahasan kali ini saya akan membahas mengenai Agama dan keragaman kebudayaan agama islam. Perspektif peradaban budaya islam, ini terkait erat dengan kebudayaan dan keragamannya.


B.   Rumusan Masalah
1.      Bagaimana cara islam masuk ke Indonesia ?
2.      Bagaimana perkembangan agama islam klasik dari kebudayaan tunggal menjadi kebudayaan yang beragam ?
3.    Bagaimana hubungan agama Islam dengan budaya lokal ?
4.      Macam - macam Keragamaan Kebudayaan islam lokal ?












BAB II
PERAN AGAMA TERHADAP
PERKEMBANGAN BUDAYA LOKAL


A. CARA ISLAM MASUK KE INDONESIA
Pada awalnya Islam masuk ke Indonesia dengan penuh kedamaian dan diterima dengan tangan terbuka, tanpa prasangka sedikitpun. Bersama agama Hindu dan Budha, Islam memperkenalkan civic culture atau budaya bernegara kepada masyarakat di negri ini. Para wali menyebarkan dan memperkenalkan Islam melalui pendekatan budaya, bukan dengan Al Quran di tangan kiri dan pedang di tangan kanan. Melalui alunan gamelan di depan masjid Demak, Sunan Kalijaga mengajar masyarakat kalimah syahadat. Seusai membaca syahadat, para mualaf dipersilahkan memasuki halaman masjid dan menikmati indahnya alunan gamelan. Di Madura, Pangeran Katandur memberi benih jagung dan mengajar masyarakat bertani sambil dilatih membaca kalimah syahadat. Dan ketika panen jagung tiba, masyarakat dibiarkannya merayakan panen dengan lomba lari sapi yang sekarang dikenal dengan karapan sapi.
Para wali di Jawa demikian juga berusaha memperkenalkan Islam melalui jalur tradisi, sehingga mereka perlu mempelajari Kekawian (sastra klasik) yang ada serta berbagai seni pertunjukan, dan dari situ lahir berbagai serat atau kitab. Wayang yang merupakan bagian ritual dan seremonial Agama Hindu yang politeis bisa diubah menjadi sarana dakwah dan pengenalan ajaran monoteis (tauhid). Ini sebuah kreativitas yang tiada tara, sehingga seluruh lapisan masyarakat sejak petani pedagang hingga bangsawan diislamkan melaui jalur ini. Mereka merasa aman dengan hadirnya Islam, karena Islam hadir tanpa mengancam tradisi, budaya, dan posisi mereka.

B. Perkembangan Peradapan Islam Klasik dari Kebudayaan Tunggal menjadi Kebudayaan yang Beragam.
Analisis hodgson(1974), Islam telah menampakkan eksistensinya pada periode keararifan tinggi, yaitu pada masa kekuasaan bani marwan dan banni abbasiyah awal,  yaitu pada waktu itu muslim membangun negara atau khalifah dan kebudayaan yang sangat luas wilayahnya dengan bahasa tunggal ilmu pengetahuan dan kebudayaan yaitu bahasa arab, dan agama islam lah sebagai pembentuk utama kebudayaana, dan banyak mengembangan tradisi tradisi baru.




Pada periode selanjutnya islam pertengahan awal, peradapan islam pun tumbuh dan berkembang menjadi peradaban internasional yang menyebar keluar batas wilayah, melalui lembaga sosial otonom, seperti organisasi ulama,sufi, dan organisasi komersial, yang melampui batas kekhalifahan dan mendorong terbangunan kecanggihan kultural atau kebudayaan tinggi dari tradisi-tradisi yang telah dikembangkan dimasa kekhalifahan tinggi. Dengan itu islam pun telah memasuki babak baru  dengan peradaban dan keragaman budaya.

Menurut analisis al-jabiri (1991), dinasti abbasiyah misalnyanya. Dengan disiplin yang tekun keilmuan islam dengan merengkontruksi bahasa dan agama yang berasal dari jaman jahiliya dan masa permulaan islam dengan pengguna logika dari aristoteles dan beberapa aspek pemikiran yunani, mengembangkan kebudayaan dengan pemikiran yang baru dan sendiri,yaitu epsitemologi bayani. Ada pula lagi dinasti fathimiyah juga menggunakan metode penalaran yunani terutama aristoteles, mengembangkan kebudayaan dengan corak epistemologi lain, yaitu epistemologi burhani, yang mencoba membangun kembali tradisi bayani, dan memperbaiki kekurangannya dan membuang paham paham lama dengan pemahaman yang baru.

Dari analisis-analisis diatas dapat di definisikan beberapa hal pertama, terdapat dialektka antara agama dan warisan kebudayaan pra-islam, telah memberikan warna baru pada pengembangan budaya islam. Kedua, otoritas kekuasan telah berperan sebagai faktor pembentuk keragaman kebudayaan.




















C. HUBUNGAN ISLAM DENGAN BUDAYA LOKAL
Agama Islam membiarkan kearifan lokal dan produk-produk kebudayaan lokal yang produktif dan tidak mengotori aqidah untuk tetap eksis. Jika memang terjadi perbedaan yang mendasar, agama sebagai sebuah naratif yang lebih besar bisa secara pelan-pelan menyelinap masuk ke dalam “dunia lokal” yang unik tersebut. Mungkin untuk sementara akan terjadi proses sinkretik, tetapi gejala semacam itu sangat wajar, dan in the long run, seiring dengan perkembangan akal dan kecerdasan para pemeluk agama, gejala semacam itu akan hilang dengan sendirinya.
Para ulama salaf di Indonesia rata-rata bersikap akomodatif. Mereka tidak serta merta membabat habis tradisi. Tidak semua tradisi setempat berlawanan dengan aqidah dan kontra produktif. Banyak tradisi yang produktif dan dapat digunakan untuk menegakkan syiar Islam. Lihat saja tradisi berlebaran di Indonesia. Siapa yang menyangkal tradisi itu tidak menegakkan syiar Islam? Disamping Ramadan, tradisi berlebaran adalah saat yang ditunggu-tunggu. Lebaran menjadi momentum yang mulia dan mengharukan untuk sebuah kegiatan yang bernama silaturrahim. Apalagi dalam era globalisasi dimana orang makin mementingkan diri sendiri. Dalam masyarakat Minangkabau misalnya, tradisi telah menyatu dengan nilai Islam. Lihat kearifan lokal mereka: Adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah “adat bersendikan hukum Islam, hukun Islam bersendikan Al Quran.” Dalam tradisi lisan Madura juga dikenal abantal omba’, asapo’ iman yang bermakna bekerja keras dan senantiasa bertakwa.
Islam tidak pernah membeda-bedakan budaya rendah dan budaya tinggi, budaya kraton dan budaya akar rumput yang dibedakan adalah tingkat ketakwaannya. Disamping perlu terus menerus memahami Al Quran dan Hadist secara benar, perlu kiranya umat Islam merintis cross cultural understanding(pemahaman lintas budaya) agar kita dapat lebih memahami budaya bangsa lain.
Meluasnya Islam ke seluruh dunia tentu juga melintas aneka ragam budaya lokal. Islam menjadi tidak “satu”, tetapi muncul dengan wajah yang berbeda-beda. Hal ini tidak menjadi masalah asalkan substansinya tidak bergeser. Artinya, rukun iman dan rukun Islam adalah sesuatu yang yang tidak bisa di tawar lagi. Bentuk masjid kita tidak harus seperti masjid-masjid di Arab. Atribut-atribut yang kita kenakan tidak harus seperti atribut-atribut yang dikenakan bangsa Arab. Festival-festival tradisional yang kita miliki dapat diselenggarakan dengan menggunakan acuan Islam sehingga terjadi perpaduan yang cantik antara warna Arab dan warna lokal. Lihat saja, misalnya, perayaan Sekaten di Yogyakarta, Festival Wali Sangan, atau perayaan 1 Muharram di banyak tempat.
Dalam benak sebagian besar orang, agama adalah produk langit dan budaya adalah produk bumi. Agama dengan tegas mengatur hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan manusia. Sementara budaya memberi ruang gerak yang longgar, bahkan bebas nilai, kepada manusia untuk senantiasa mengembangkan cipta, rasa, karsa dan karyanya. Tetapi baik agama maupun budaya difahami  (secara umum) memiliki fungsi yang serupa, yakni untuk memanusiakan manusia dan membangun masyarakat yang beradab dan berperikemanusiaan.



D. Keragaman Kebudayaan Islam
Jadi secara garis besar kebudayaan islam dapat di petakan dalam lima kawasan : 
arab, iran ,turki, melayu dan afrika hitam.
1.      Kawansan Arab
Kawasan arab kebudayaan islam adalah kawansan kebudayaan yang mendominan dengan bahasa arab sebagai salah satu bahasa kebudayaannya.
2.      Kawasan Iran
Kawasan Iran kebudayaan islam dicirikan dengan bahasa indo irannya yang sangat mendominan,ciri etnik, dan bnyak nya mendominasi agama islam persia dan bahasa persia.
3.      Kawasan Turki
Kawasan ini adalah kawasan yang dekat dengan kebudayaan islam persia.
4.      Kawasan Melayu
Kawansan melayu dari thailand hingga indonesia sampai dengan filiphina  merupakan kebudayaan islam yang paling luas. Walaupun di negara tersebut ada berbagai macam agama, tetapi tetap saja agama islam mendominan.


5.      Kawasan Afrika Hitam
Kawansan ini merupakan kawasan yang sudah memiliki kontak dengan islam atau hubungan dengan islam yang lumayan cukup lama sejak masa nabi(melalui migrasi sebagian kecil orang islam ke othopia)



















BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Islam masuk ke Indonesia dengan penuh kedamaian dan diterima dengan tangan terbuka, tanpa prasangka sedikitpun. Bersama agama Hindu dan Budha, Islam memperkenalkan civic culture atau budaya bernegara kepada masyarakat di negri ini. Para wali menyebarkan dan memperkenalkan Islam melalui pendekatan budaya.
Dalam benak sebagian besar orang, agama adalah produk langit dan budaya adalah produk bumi. Agama dengan tegas mengatur hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan manusia. Sementara budaya memberi ruang gerak yang longgar, bahkan bebas nilai, kepada manusia untuk senantiasa mengembangkan cipta, rasa, karsa dan karyanya. Tetapi baik agama maupun budaya difahami  (secara umum) memiliki fungsi yang serupa, yakni untuk memanusiakan manusia dan membangun masyarakat yang beradab dan berperikemanusiaan.
Sejalan dengan perkembangan budaya dan pola berpikir masyarakat yang materialistis dan sekularis, maka nilai yang bersumberkan agama belum diupayakan secara optimal. Agama dipandang sebagai salah satu aspek kehidupan yang hanya berkaitan dengan aspek pribadi dan dalam bentuk ritual, karena itu nilai agama hanya menjadi salah satu bagian dari sistem nilai budaya; tidak mendasari nilai budaya secara keseluruhan.
Aktualisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan sekarang ini menjadi sangat penting terutama dalam memberikan isi dan makna kepada nilai, moral, dan norma masyarakat. Apalagi pada masyarakat Indonesia yang sedang dalam masa pancaroba ini. Aktualisasi nilai dilakukan dengan mengartikulasikan nilai-nilai ibadah yang bersifat ritual menjadi aktivitas dan perilaku moral masyarakat sebagai bentuk dari kesalehan social.

B. DAFTAR PUSTAKA
-            AGAMA DAN PLURALITAS
       Edisi revesi di terbitkan oleh penebit pusat studi budaya dan perubahan sosial
       Universitas muhammadiyah negri surakarta.
-            http://www.awankpoenya.co.cc/2008/11/era-informasi-dan-globalisasi-sebagai_13.html