Prinsip-prinsip Moral Untuk Membangun
Pribadi yang Kuat
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Moral adalah nilai moral tidak merupakan
kategori tersendiri disamping kategori-kategori yang lain. Setiap nilai dapat
memperoleh bobot nilai moral, bila diikutsertakan dalam tingkah laku moral.
Kejujuran, misalnya, merupakan suatu nilai moral tetapi kejujuran itu semdiri
“kosong”, bila tidak diterapkan pada nilai-nilai lain seperti nilai
ekonomis.
Kesetiaan merupakan
suatu nilai moral yanh lain tetapi harus diterapkan pada nilai manusiawi lebih
umum, misalnya cinta antara suami istri. Jadi nilai-nilai tersebut sampai
sekarang bersifat “pramoral” . Nilai-nilai itu mendahului tahap moral, tetapi
bias mendapat bobot moral karena diikitsertakan dalam tingkah laku moral.
Rumusan Masalah
1.
Prinsip-prinsip Moral Untuk membangun
Pribadi yang Kuat
Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini adalah agar kita semua bisa mengerti apa itu pengrtian
moral dan moral apa saja yang sangat berpengaruh untuk membangun pribadi kita
untuk menjadi pribadi yang kuat.
PEMBAHASAN
PRINSIP-PRINSIP MORAL UNTUK MEMBANGUN PRIBADI YANG KUAT
Pengertian
Prinsip
Prinsip adalah suatu
pernyataan fundamental atau kebenaran umum maupun individual yang dijadikan
oleh seseorang/ kelompok sebagai sebuah pedoman untuk berpikir atau bertindak.
Sebuah
prinsip merupakan roh dari sebuah perkembangan ataupun perubahan, dan merupakan
akumulasi dari pengalaman ataupun pemaknaan oleh sebuah obyek atau subyek
tertentu.
Pengertian Moral
Moral (Bahasa
Latin Moralitas) adalah istilah manusia menyebut
ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang memiliki nilai positif.
Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan
tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya. Sehingga moral adalah hal
mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. Moral secara ekplisit adalah hal-hal
yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu
tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Moral dalam zaman sekarang
memiliki nilai implisit karena banyak orang yang memiliki moral atau sikap
amoral itu dari sudut pandang yang sempit. Moral itu sifat dasar yang diajarkan
di sekolah-sekolah dan manusia harus memiliki moral jika ia
ingin dihormati oleh sesamanya. Moral adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan
bermasyarakat secara utuh. Penilaian terhadap moral diukur dari kebudayaan
masyarakat setempat.Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam
ber interaksi dengan manusia. apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai
dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta
menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai memiliki moral
yang baik, begitu juga sebaliknya.Moral adalah produk dari budaya dan Agama.
Setiap budaya memiliki standar moral yang berbeda-beda sesuai dengan sistem
nilai yang berlaku dan telah terbangun sejak lama.
Untuk membangun
pribadi yang kuat, ada beberapa prinsip moral yang harus dimiliki. berikut ini
adalah prinsip-prinsip dari moral dasar tersebut :
a. Prinsip Sikap Baik
Kesadaran inti utilitarisme ialah bahwa kita hendaknya jangan merugikan
siapa saja, jadi bahwa sikap yang dituntut dari kita sebagai dasar dalam
hubungan dengan siapa saja adalah sikap yang positif dan baik. Prinsip
utilitarisme, bahwa kita harus mengusahakan akibat-akibat baik sebanyak mungkin
dan mengusahakan untuk sedapat-dapatnya mencegah akibat-akibat buruk dari
tindakan kita bagi siapa saja yang terkena olehnya memang hanya masuk akal,
kalau sudah diandaikan bahwa kita harus bersikap baik terhadap orang lain.
Dengan demikian prinsip moral dasar pertama dapat kita sebut prinsip
sikap baik. Prinsip itu mendahului dan mendasari semua prinsip moral lain.
Baru atas tuntutan dasar ini semua tuntutan moral lain masuk akal. Kalau tidak
diandaikan bahwa pada dasarnya kita harus bersikap positif terhadap orang lain.
Prinsip ini mempunyai arti yang amat besar bagi kehidupan manusia. Hanya
karena prinsip itu memang kita resapi dan rupa-rupanya mempunyai dasar dalam
struktur psikis manusia, kita dapat bertemu dengan orang yang belum kita kenal
tanpa takut. Karena sikap dasar itu kita dapat mengandaikan bahwa orang lain
tidak akan langsung mengancam atau merugikan kita. Karena sikap dasar itu kita
selalu mengandaikan bahwa yang memerlukan alasan bukan sikap yang baik melainkan
sikap yang buruk. Jadi yang biasa pada manusia bukan sikap memusuhi dan mau
membunuh, melainkan sikap bersedia untuk menerima baik dan membantu. Oleh
karena itu berulang kali kita dapat mengalami bahwa orang yang sama sekali
tidak kita kenal, secara spontan tidak membantu kita dalam kesusahan. Andaikata
tidak demikian, andaikata sikap dasar antar manusia adalah negatif, maka siapa
saja harus kita curigai, bahkan kita pandang sebagai ancaman. Hubungan antar
manusia akan mati.
b. Prinsip Keadilan
Masih ada prinsip lain yang tidak termuat dalam utilitarisme, yaitu prinsip
keadilan. Bahwa keadilan tidak sama dengan sikap baik, dapat kita pahami pada
sebuah contoh : untuk memberikan makanan kepada seorang ibu gelandangan yang
menggendong anak, apakah saya boleh mengambil sebuah kotak susu dari
sepermarket tanpa membayar, dengan pertimbangan bahwa kerugian itu amat kecil,
sedangkan bagi ibu gelandangan itu sebuah kotak susu dapat berarti banyak
baginya. Tetapi kecuali kalau betul-betul sama sekali tidak ada jalan lain
untuk menjamin bahwa anak ibu itu dapat makan, kiranya kita harus mengatakan
bahwa dengan segala maksud baik itu kita tetap tidak boleh mencuri. Mencuri
melanggar hak milik pribadi dan dengan demikian keadilan. Berbuat baik dengan
melanggar hak pihak ketiga tidak dibenarkan.
Hal yang sama dapat juga dirumuskan dengan lebih teoritis : Prinsip
kebaikan hanya menegaskan agar kita bersikap baik terhadap siapa saja. Tetapi
kemampuan manusia untuk bersikap baik secara hakiki terbatas, itu tidak hanya
berlaku pada benda-benda materiil yang dibutuhkan orang : uang yang telah
diberikannya kepada seseorang pengemis tidak dapat dibelanjakan bagi
anak-anaknya sendiri; melainkan juga dalam hal perhatian dan cinta kasih :
kemampuan untuk memberikan hati kita juga terbatas! Maka secara logis
dibutuhkan prinsip tambahan yang menentukan bagaimana kebaikan yang merupakan
barang langka itu harus dibagi. Prinsip itu prinsip keadilan.
Adil pada hakekatnya berarti bahwa kita memberikan kepada siapa saja apa
yang menjadi haknya. Dan karena pada hakekatnya semua orang sama nilainya
sebagai manusia, maka tuntutan paling dasariah keadilan ialah perlakuan yang
sama terhadap semua orang, tentu dalam situasi yang sama. Jadi prinsip keadilan
mengungkapkan kewajiban untuk memberikan perlakuan yang sama dan untuk
menghormati hak semua pihak yang bersangkutan. Suatu perlakuan yang tidak sama
adalah tidak adil, kecuali dapat diperlihatkan mengapa ketidak samaan dapat
dibenarkan (misalnya karena orang itu tidak membutuhkan bantuan). Suatu
perlakuan tidak sama selalu perlu dibenarkan secara khusus, sedangkan perlakuan
yang sama dengan sendirinya betul kecuali terdapat alasan-alasan khusus. Secara
singkat keadilan menuntut agar kita jangan mau mencapai tujuan-tujuan, termasuk
yang baik, dengan melanggar hak seseorang.
c. Prinsip Hormat Terhadap Diri Sendiri
Prinsip ini mengatakan bahwa kita wajib untuk selalu memperlakukan diri
sebagai suatu yang bernilai pada dirinya sendiri. Prinsip ini berdasarkan faham
bahwa manusia adalah person, pusat berpengertian dan berkehendak yang memiliki
kebebasan dan suara hati, makhluk berakal budi. Oleh karena itu manusia tidak
pernah boleh dianggap sebagai sarana semata-mata demi suatu tujuan yang lebih
lanjut. Ia adalah tujuan yang bernilai pada dirinya sendiri, jadi nilainya
bukan sekedar sebagai sarana untuk mencapai suatu maksud atau tujuan yang lebih
jauh. Hal itu juga berlaku bagi kita sendiri. Maka manusia juga wajib untuk
memperlakukan dirinya sendiri dengan hormat. Kita wajib menghormati martabat
kita sendiri.
Prinsip ini mempunyai dua arah. Pertama dituntut agar kita tidak membiarkan
diri diperas, diperalat, diperkosa atau diperbudak. Perlakuan semacam itu tidak
wajar untuk kedua belah pihak, maka yang diperlakukan demikian jangan
membiarkannya berlangsung begitu saja apabila ia dapat melawan. Kita mempunyai
harga diri. Dipaksa untuk melakukan atau menyerahkan sesuatu tidak pernah
wajar, karena berarti bahwa kehendak dan kebebasan eksistensial kita dianggap
sepi. Kita diperlakukan sama seperti batu atau binatang. Hal itu juga berlaku
apabila hubungan-hubungan pemerasan dan perbudakan dilakukan atas nama cinta
kasih, oleh orang yang dekat dengan kita, seperti oleh orang tua atau suami.
Kita berhak untuk menolak hubungan pemerasan, paksaan, pemerkosaan yang tidak
pantas. Misalnya ada orang yang didatangi orang yang mengancam bahwa ia akan
membunuh diri apabila dia itu tidak mau kawin dengannya, maka menurut hemat
saya sebaiknya diberi jawaban “silahkan!” dengan resiko bahwa ia memang akan
melalukannya (secara psikologis itu sangar tidak perlu dikhawatirkan; orang
yang sungguh-sungguh untuk membunuh diri biasanya tidak agresif). Adalah tidak
wajar dan secara moral tidak tepat untuk membiarkan dia diperas, juga kalau
kita mau diperas atas nama kebaikan kita sendiri.
Yang kedua, kita jangan sampai membiarkan diri terlantar, kita mempunyai
kewajiban bukan hanya terhadap orang lain, melainkan juga terhadap diri kita
sendiri. Kita wajib untuk mengembangkan diri. Membiarkan diri terlantar berarti
bahwa kita menyia-nyiakan bakat-bakat dan kemampuan-kemampuan yang dipercayakan
kepada kita. Sekaligus kita dengan demikian menolak untuk memberikan sumbangan
kepada masyarakat yang boleh diharapkannya dari kita.
PENUTUP
Kesimpulan
Pada intinya untuk membangun pribadi yang
kuat, Kita harus menerapkan prinsip-prinsip moral seperti yang saya tulis pada
tulisan saya ini. Jika kita bisa memiliki sikap baik, adil, dan menghormati.
Jika kita bisa menerapkan prinsip moral tersebut pada diri kita sendiri , kita
bisa dikatakan telah menjadi atau memiliki pribadi yang kuat. Setelah kita
yakin prinsip moral tersebut telah tertanam didiri kita sendiri, selanjutnya
kita akan bisa memanfaatkan moral kita untuk kehidupan sehari-hari. Misalnya orangtua
yang adil terhadap anaknya, dan menghormati pernyataan dan keinginan anaknya.
REFERENSI
http://id.wikipedia.org/wiki/Prinsip
- (24 juli 2014)
id.wikipedia.org/wiki/Moral - (24 Juli 2014)
http://prinsip-prinsipmoral.blogspot.com
-
(24 Juli 2014)
NAMA : ALDI SUKMADIKA
KELAS : 1 KA 07
NPM : 10113606